“Dan tidak akan senang orang-orang Yahudi dan Nashrani hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al-Baqarah: 120)
Hari ini di seluruh negara di muka bumi
sedang berperang. Perang yang tak nampak namun terasa gejala dan akibatnya.
Perang yang tanpa senjata dan amunisi yang nyata namun membunuh ratusan bahkan
ribuan korban. Perang yang benar-benar terasa merubah tatanan peradaban dunia.
Namun tak hanya bersifat penyerangan tanpa perlawanan, perang ini tentu ada
balasannya. Sebagaimana perang fisik yang dibalas dengan perlawanan demi
membela diri. Sesungguhnya perang itu adalah perang pemikiran.
Kita tahu dan merasakan bahwasanya hari
ini serangan-serangan dari pihak tentara Dajjal (baca: Zionis & Kafirun)
mengenai sekitar kita atau bahkan diri kita sendiri tanpa kita sadari. Kita
lihat berbagai kemaksiatan yang kini merajalela dianggap biasa saja, seolah itu
suatu hal yang lumrah. Padahal dahulu itu adalah hal yang tabu dan selalu
dijaga oleh nenek moyang kita melalui ajaran para Nabi dan Rasul Allah.
Kita lihat hari ini tayangan televisi
80%nya tidak mendidik dan tidak berkarakter, berisi pesan kemaksiatan dan
kejahatan yang lagi-lagi dianggap lumrah. Artis-artis yang dengan
terang-terangan berzina di depan publik dan pemirsa itu semua tidak dianggap
tabu lagi. Artis yang terbukti zina kini malah dipuja-puja seperti seorang
pahlawan.
Kita lihat hari ini semua sudah
terbalik, yang haq dianggap bathil, yang bathil dianggap haq, sehingga mereka
terbiasa dan akhirnya terjerumus pada lingkaran setan. Baru-baru ini kita
melihat muslimin ditangkap hanya karena menunjukkan kalimat tauhid. Ini dikenal
sebagai monsterisasi tauhid. Dan terbentuknya organisasi-organisasi teroris pun
diduga salah satu dari rencana para tentara Dajjal. Kita semua sadar bahwa kita
sekarang sedang digiring jauh dari apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
Rupanya para pasukan dajjal meyakini
kekalahan mereka jika melakukan perang fisik dengan kita. Mereka takut untuk
melakukannya. Maka perang pemikiranlah yang dianggap mereka efektif dalam
menyerang kita. Dimulai dari menghilangkan budaya membaca dan menulis, sehingga
ummat islam kini menjadi malas berkarya. Lalu membuat budaya-budaya baru yang
merusak seperti pacaran, narkoba, dll.
Fenomena yang banyak terjadi di masyarakat
seakan tak bisa lagi ditahan. Maka yang harus kita lakukan hari ini adalah
menyerang balik dan berusaha memulihkan korban-korban perang pemikiran, dan
dakwah menjadi peran utama. Berikut langkah-langkah yang mungkin bisa
diterapkan demi melawan perang pemikiran dan menyelamatkan para korbannya:
- Selesaikan dahulu urusan ruhiyah kita. Kita tahu bahwa pemilik segala kekuasaan hanyalah Allah SWT. Takdir kita pun untuk menang. Hanya saja apa yang membuat kita pantas untuk dimenangkan? Maka yg kita lakukan adalah memantaskan diri untuk menang dengan mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Perkasa. Rendahkan diri dihadapan-Nya. Selesaikan hafalan quran kita. Karena Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.” Beliau ditanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Beliau SAW menjawab, “Mereka adalah Ahlul Quran, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Coba bayangkan jika salah satu anggota keluarga kita dilukai, apa yang kita lakukan? Pasti kita akan menolong dan membela keluarga kita. Begitu pula yang Allah lakukan. Jika para Ahlul Quran yang merupakan keluarga Allah dilukai oleh orang-orang kafir, Allah tidak segan-segan menurunka bala tentara bantuan dan menghancurkan musuh kita.
- Membaca situasi dan kondisi dunia. Dalam peperangan, adalah keharusan kita untuk ma’rifatul medan. Mengenali medan pertempuran. Jika kita tidak tahu kondisi dunia saat ini, bagaimana kita bisa menyerang balik?
- Membentengi diri dari kemaksiatan. Karena sesungguhnya kemaksiatan ini bisa menjadi penyebab kekalahan ummat islam. Kita ingat ketika di perang Uhud, ketika Rasul memerintahkan pasukan pemanah agar tidak turun dari bukit, tetapi yang terjadi adalah mereka bermaksiat dengan tidak menaati perintah Rasul. Akhirnya 70 Shahabat terbunuh pada perang itu.
- Membangkitkan kembali semangat membaca dan menulis. Semangat ini yang dahulu dihancurkan oleh orang-orang kafir. Yaitu ketika perpustakaan ummat islam dimusnahkn sebagiannya sehingga kini ummat islam menjadi malas dan hilang budaya membaca dan menulis. Padahal kita tahu bahwa pada abad pertengahan ummat islam berada pada puncak kejayaan, banyak sekali ilmuwan dan cendekiawan muslim. Bahkan karya-karyanya dicontek dan diikuti oleh orang-orang kafir saat ini.
- Menggalakkan dakwah fardhiyah (pendekatan personal dalam dakwah). “Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali yang beriman dan beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)
Semoga Allah meridhoi usaha-usaha kita dan memenangkan
Islam di atas muka bumi.
“Dialah (Allah) yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.” (QS. Ash-Shaff: 9)
Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar