Kamis, 31 Desember 2015

Biografi Tokoh Aktivis UNJ (Zarqony Alwy Ahmad)



Zarqony Alwy Ahmad
(Ketua LDK Salim UNJ 2015)



Beliau adalah seorang mahasiswa muda berumur 21 tahun bernama Zarqony Alwy Ahmad. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif S1 Pendidikan Tata Boga UNJ. Pria yang mempunyai hobi memasak ini pada tahun 2015 awal diamanahkan sebagai Ketua Lembaga Dakwah Kampus di Universitas Negeri Jakarta yang sering disebut sebagai Salim (Sahabat Muslim).
            Sebagai seorang aktivis kampus, pastinya beliau memiliki track record dalam berorganisasi. Namun uniknya, perjalanan organisasi bang Alwy ini tidak terlalu linier, bahkan cenderung menyeluruh. Karena bang Alwy ini telah mencoba tiga ranah organisasi, yaitu Eksekutif, Legislatif, dan juga Lembaga Dakwah Fakultas dan Universitas. Inilah alasan utama saya mengambil bang Alwy sebagai tokoh aktivis di penugasan beasiswa Laznas BSM bulan Desember ini.
            Di tahun kedua beliau menjabat sebagai Ketua BEM Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, artinya beliau berada di ranah Eksekutif. Lalu di tahun ketiga beliau menjabat sebagai Wakil Ketua FSI Al-Biruni (Lembaga Dakwah Fakultas Teknik) dan sekaligus Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa FT, yaitu di ranah Legislatif. Dan di tahun keempat beliau diamanahkan sebagai Ketua LDK Salim UNJ, menjadi seorang aktivis dakwah tulen yang menurut saya komprehensif dalam pengalamannya. Luar biasa.
            Mengapa beliau mengikuti berbagai ranah organisasi, dari Eksekutif, Legislatif, dan Lembaga Dakwah? Tentang ini beliau berpendapat: “Tujuan saya mengikuti organisasi adalah untuk menambah ilmu dan pengalaman, karena terkadang kita dituntut untuk banyak menguasai bidang ilmu dan keahlian. Dan di kampus inilah jalan manusia untuk bernegara dan bersosial.” Inilah yang membuat bang Alwy terus komitmen.
            Lalu bagaimana dengan akademiknya? Biasanya yang sering terjadi adalah aktivis organisasi tidak lancar akademiknya. Namun itu tidak terjadi pada bang Alwy. Beliau tetap seimbang dalam akademik dan organisasi. Bahkan beliau mendapatkan beberapa prestasi seperti usahanya yang bernama I-Chips lolos Program Mahasiswa Wirausaha 2013 dan didanai DIKTI. Lalu beliau juga membuat program Bang Salim, yaitu Bir Pletok yang lolos Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan 2014 dan lagi-lagi didanai oleh DIKTI. Beliau juga punya program Bakulindo, yang juga lolos PKM-K 2014 dan juga didanai DIKTI. Selain itu, beliau juga mantap dalam memasak, dibuktikan dengan meraih Juara 1 Lomba Masak Ikan dalam acara Hari Ulang Tahun TMII ke-39 di tahun 2014. Masya Allah.
            Bagaimana bisa beliau berprestasi di tengah amanah yang ada di pundaknya? Beliau berkata: “Itu dia, skill, aktivitas dan prestasi adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, ibarat masakan, garam itu adalah prestasi, kompor adalah aktivitas, dan bahan makanan adalah skill. Bayangkan kalau salah satunya tidak ada, maka tidak akan ada yg mau makan atau mendengarkan kita saat kita berkoar didepan umum. Tetapi kalau aspek itu semua terpenuhi, orang lain yang bahkan akan mencari kita. Itulah prinsip yang coba saya terapkan.”
            Beliau berpesan: “Lakukanlah segala aktivitas sekreatif mungkin selama masih punya kekuasaan dan kesempatan, karena apa yang kita lakukan kedepannya pasti akan dilupakan. Meskipun tidak menjadi sebuah kenangan indah untuk orang lain, minimal menjadi kenangan indah untuk diri kita sendiri.”
            Itulah biografi singkat bang Zarqony Alwy Ahmad. Semoga bisa menginspirasi kita dan menambah semangat kita dalam berorganisasi maupun berprestasi. Dan semoga bermanfaat.

Senin, 30 November 2015

Jalan-Jalan Menuju Masa Depanku yang Gemilang



Hidup adalah perjuangan, berjuang mempertahankan kehidupan dan berjuang menjadi pribadi yang lebih baik. Saya Mujahid Robbani Sholahudin, pemuda kelahiran 1996 yang kini mengenyam Perguruan Tinggi di Universitas Negeri Jakarta, Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Semester 5.
Sungguh, masuk ke prodi ini adalah jalan menggapai impianku. Teringat belasan tahun lalu ketika aku masih SD, bersyukur memiliki komputer Pentium 2 yang sering aku rusakkan J. Rusak bukan karena aku banting atau aku pukul-pukul seperti sabuk tinju, melainkan karena rasa keingintahuanku yang luar biasa terhadap dunia komputer.
Sejak saat itu aku bercita-cita menjadi Ahli Komputer, disaat teman-temanku mungkin berbeda, mereka menginginkan menjadi Pilot, Astronot, Dokter, dll yang sampai sekarang belum banyak ku lihat jalan mereka untuk menggapainya.
Begitu seringnya aku berinteraksi dengan komputer, sampai di masa SMP aku mulai bandel. Bandelnya tetap tentang komputer, yaitu Hacking. Warnet yang kudatangi bukan untuk bermain game layaknya teman-teman yang lain, akan tetapi untuk mencari informasi tentang ilmu Hacking yang kupelajari secara otodidak. Tapi tenang saja, saya bukan orang jahat kok, hacking yang saya lakukan hanya untuk berkata “Wah keren nih, bisa tau password dia.” Atau “Yaah, kejebak, kasian deh lu.” Setelah itu kukembalikan dan tidak aku bajak isinya.
Masuk ke SMA, fokusanku beralih, jika waktu SD aku hanya bermain game, sekarang aku harus tahu bagaimana cara membuat game. Dengan bermodalkan HP berinternet pas-pasan dan ke Warnet untuk download Software pembuat game, mulailah aku mencoba membuat game RPG (Role Playing Game).
Sampai tiba masanya mendekati Ujian Nasional. Aku harus belajar dengan giat. Aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri. Karena saya yakin masa depan bisa diraih dengan pendidikan. Perjuanganku untuk meraih Perguruan Tinggi Negeri kulakukan dengan mendaftar Bimbel Nurul Fikri untuk fokus belajar SBMPTN. Walaupun keuangan keluarga pas-pasan, namun keinginan orangtuaku untuk saya mendapatkan PTN sangat besar. Maka aku tak boleh menyiakan peluang ini.
Sebelumnya di SMA diikutkan ke SNMPTN Undangan, aku memilih UI, ITB, UGM yang berkaitan dengan komputer. Namun saya gagal mendapatkannya. Lalu perjuangan kulanjutkan dengan mengikuti SBMPTN dengan memilih UI, IPB, UNJ. Dengan perjuanganku mengikuti Bimbel NF berbulan-bulan, akhirnya Alhamdulillah saya TIDAK LOLOS. L
Namun, saya tidak putus asa, saya mendaftar UMBPTN (Ujian Masuk Bersama), saya berpikir, ini pilihan terakhir, harus berhasil! Akhirnya aku memilih UNJ semua dengan pilihan pertama adalah PTIK. Alhamdulillah, saya LOLOS. J Begitu bahagianya, Allah memberikan jalan untuk saya lebih mempelajari ilmu komputer.
Segala prosesnya kulakukan dengan baik, hingga melewati MPA (Masa Pengenalan Akademik) yang cukup melelahkan. Saya bangga menjadi mahasiswa PTIK UNJ. Namun ada sedikit kendala, masalah keuangan. Ternyata mahasiswa yang masuk melalui jalur UMB tidak akan bisa mendapatkan keringanan biaya kuliah, bahkan juga beasiswa bidikmisi. Saat itu saya diminta membayar UKT sebesar Rp4.214.000.
Saat itu keluargaku belum memiliki uang sebesar itu. Kebingungan itu membawaku dan orangtuaku datang ke gedung Rektorat mengajukan surat keringanan biaya UKT. Dengan segala perjuangan, mondar-mandir kesana-kesini, namun ternyata tetap tidak diperbolehkan. Alhasil orangtuaku meminjam uang kepada saudara dan teman dekat. Hingga akhirnya saya bisa masuk ke UNJ. Terimakasih Abi, Ummi. L
Namun seiring berjalannya waktu, orangtua mulai merasa kesulitan membayar uang kuliah. Pada semester 3 aku mendapatkan kabar bahwa telah dibuka pendaftaran Beasiswa LAZNAS Bank Syariah Mandiri. Dengan uang yang diberikan nanti saya berpikir ini pasti bisa meringankan beban orangtua. Karena itu saya dengan gigih mengikuti persyaratannya. Saat itu pula saya baru saja menjabat menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro. Dengan harap-harap cemas menunggu pengumuman, Alhamdulillah begitu senang aku mendapat kabar bahwa aku LOLOS Beasiswa LAZNAS BSM Kategori Aktivis. Apalagi orangtuaku yang sangat bahagia bahwa beban keuangannya telah berkurang.
Dengan ini ada beban lagi di pundakku, yaitu memanfaatkan uang beasiswa ini dengan baik dan untuk menggapai impian. Karena impian saya adalah menjadi Programmer Ahli dan juga Presiden Republik Indonesia, saya harap mampu menjadikan Indonesia lebih baik dengan teknologi dan cara berpikir yang sistematis dalam mengatasi berbagai permasalahan. Bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain.” (Al-Hadits)
Dan mulai saat ini, saya akan menapaki jalan-jalan panjang menuju impian yang besar. Terimakasih banyak kepada LAZNAS BSM, semoga amal jariyahmu mengalir terus membangun peradaban yang lebih baik. Aamiin.
LOVE YOU LAZNAS BSM

Sabtu, 31 Oktober 2015

Peran Pemuda dalam Membangun Peradaban Bangsa





Bulan Oktober ini adalah momen penting bagi para pemuda khususnya mahasiswa. Di bulan ini terdapat peristiwa bersejarah yang akan selalu diingat yaitu Hari Sumpah Pemuda. Bagaimana tidak? Para pemuda bersumpah untuk bersatu di atas berbagai perbedaan yang ada pada bangsa Indonesia.
            Pemuda menjadi suatu entitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kita bisa katakan bahwa fase pemuda ini adalah masa penentu kesuksesan. Di fase inilah manusia harus bergerak menentukan masa depannya. Jika kita gagal pada fase ini, maka masa depan kita bisa suram bahkan hancur.
            Inilah sebabnya Imam Hasan Al-Banna sampai menyampaikan pesan melalui ceramahnya dan dibukukan dalam Majmu’atur Rasail pada bab Kepada Para Pemuda dan Secara Khusus Kepada Para Mahasiswa. Beliau menyatakan bahwa dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dan dalam setiap pemikiran, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.
             Maka, kita sebagai generasi muda jangan sampai menghabiskan fase ini dengan hanya bersenang-senang ataupun membuang-buang waktu. Karena kita tahu bahwa fase ini sangat efektif, seharusnya kita menggunakan waktu ini dengan semaksimal mungkin. Memanfaatkan segala potensi yang ada untuk menebar manfaat, bahkan kita bisa gunakan waktu ini untuk membangun peradaban bangsa.
            Membangun peradaban bangsa tentunya bukanlah hal yang mudah dan bisa dicapai dalam waktu yang singkat. Banyak sekali cita-cita peradaban dari nenek moyang kita yang baru terwujud sekarang, atau bahkan masih belum terwujud. Ini memberikan pelajaran bahwa membangun peradaban adalah suatu patungan sejarah dari generasi terdahulu hingga ke generasi sekarang.
            Rasulullah SAW sebagai teladan kita telah membuktikan bahwa Islam adalah cara terbaik dalam membangun peradaban yang terbaik. Dalam waktu 22 tahun berdakwah, Rasulullah meletakkan cita-cita peradaban pada pundak generasi salafush shalih, tabi’in, tabi’ut tabi’in hingga ke generasi akhir zaman yaitu kita.
            Namun ada hal yang perlu kita garis bawahi, bahwa sebelum kita membangun peradaban, harus ada modal yang kita miliki. Rasulullah SAW fokus dalam penanaman aqidah pada fase Makkah selama 13 tahun, sedangkan sisanya 9 tahun fokus pada penerapan nilai-nilai muamalah, yaitu hukum halal dan haram yang menjadi isyarat daulah islam (peradaban madani). Kita bisa lihat sekarang Arab yang dahulunya jahiliyah, bertahun-tahun setelah Rasulullah wafat banyak ilmuwan-ilmuwan dan berbagai macam penemuan hebatnya.
            Contoh lainnya adalah kisah Sultan Muhammad Al-Fatih yang berhasil mewujudkan ramalan Rasulullah Saw. pada tahun 1453 H dalam menaklukkan kota Konstantinopel. Ketika itu beliau berumur 21 tahun. Ternyata ketika kita kaji sejarah beliau, beliau telah hafal Al-Quran sejak umur tujuh tahun dan menghafal empat bahasa sejak umur sembilan tahun.
Artinya kita sebagai generasi muda sebelum membangun peradaban bangsa harus kuat terlebih dahulu keimanan dan aqidahnya, kedekatan kita kepada Allah Swt., dan tsaqafah dasar seorang muslim dan ilmu Al-Quran.
Pada akhirnya kita sebagai mahasiswa, perbanyaklah bekal dan modal kita, siapkan diri kita untuk bisa membangun peradaban. Bergeraklah atas dasar Al-Quran dan As-Sunnah. Jangan pernah lupakan empat fungsi mahasiswa, yaitu Agent of Change, Iron Stock, Social Control dan Moral Force. Pegang teguhlah Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Masyarakat. Dan terakhir, jadilah mahasiswa yang memiliki sifat berani, tenang, dan optimis dalam menggapai cita-cita. Hidup Mahasiswa!