Minggu, 19 April 2015

Press Release PKMUNJ 1 2015



Jumat, 17 April 2015 pukul 13.00-17.30 telah berlangsung agenda besar pengkaderan tingkat universitas, yaitu PKMU 1 yang bertempat di Aula 1 Psikologi, Kampus D UNJ. Acara ini merupakan rangkaian pertama dari PKMU setelah sebelumnya dilakukan Pra PKMU pada hari Kamis, 9 April 2015.
Acara dibuka pukul 13.30 oleh MC yang bernama Septian (FE’12) dengan ucapan ta’awudz dan basmalah. MC sedikit mencairkan suasana dengan memberikan obrolan santai tentang UNJ yang memiliki kampus A, B, D, dan E. Diadakannya acara PKMU 1 di Kampus D untuk memperkenalkan bahwa ternyata ada satu program studi yang jarang sekali dikunjungi, yaitu Psikologi.
MC juga memberitahukan bahwa di PKMU ini tidak ada Tim Keamanan dan Kedisiplinan, namun PKMU menggunakan sistem poin yang akan dikurangi jika peserta melakukan pelanggaran atau kesalahan.
Setelah itu dilanjutkan dengan tilawah yang dibacakan oleh Bambang (FE’12). Beliau membacakan QS Al-Ahzab: 72-73 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya, lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat bodoh. Sehingga Allah akan mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan Allah akan menerima taubat orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Setelah itu peserta diajak untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Totalitas Perjuangan yang dipimpin oleh Linda (FIP’12). Peserta sangat bersemangat dalam menyanyikannya, diakhiri dengan pekikan “Hidup Mahasiswa”.
Lalu ada sambutan dari Ketua Pelaksana PKMUNJ 2015 yaitu Aji Sandoyo Mukti (FE’12). Beliau mengucapkan selamat kepada para peserta dan mengajak untuk mulai mengubah pola pikir. Di PKMU kita bukan lagi membentuk mental, akan tetapi kita menggunakan mental kita yang telah terbentuk ketika PKMJ dan PKMF. Tetap semangat, peserta adalah orang-orang yang terpilih, iron stock atau harapan bangsa. Ketika di kampus teruslah berkembang, sehingga ketika kita lulus kita bisa menggunakan kemampuan kita untuk memberi manfaat.
Lalu masuk ke Materi pertama yang dimoderatori oleh Randi Ramdhani (FE’12) dan diisi oleh pembicara yaitu Defrizal Siregar (Ketua BEM UNJ 2003). Materi ini bertemakan tentang Manajemen Isu. Dengan gaya atlet olahraganya, beliau memberi komando dengan pluitnya untuk para peserta segera berpencar ke kelompoknya masing-masing. Para peserta diminta untuk mendiskusikan definisi dari Manajemen Isu. Hasilnya adalah. Manajemen memilki kata kunci yaitu pengolahan, tata cara, dan memilih. Sedangkan Isu memiliki kata kunci yaitu kejadian, berkembang, opini publik, bermanfaat, solusi.
Kita jangan hanya memperjuangkan hak pribadi saja tapi juga masalah orang lain. Dalam memanage isu, jangan sampai salah paham hingga menyebabkan pada isu itu banyaknya negative thinking. Jangan reaktif, identifikasi dahulu baru kita aksi. Isunya akan direduksi atau dijadikan potensi dan peluang.
Saat ini sedang terjadi pemutarbalikan opini publik. Ada beberapa langkah dalam me-manage isu:
1.  Identifikasi
2.  Buat Action Plan
3.  Mau diapakan isu ini?
4.  Siapa yang menggerkkan isu ini?
Jangan sendirian dalam mengolah isu, kerjasamalah dengan media. Lalu ketika media sekarang telah terbayar dan berpaham kapitalis bagaimana? Sekarang yang paling efektif adalah media sosial untuk mencreate isu. Dari yang sederhana menjadi luar biasa. Isu bisa direduksi dengan cara membesarkan isu baru.
Lalu bagaimana caranya mengetahui isu yang benar dari media sosial? Ambil berbagai isu dari berbagai sumber, lalu compare isu-isu tersebut. Kita tarik benang merahnya. Akan terlihat latarbelakang suatu isu.
Bagaimana jika kelompok kita terkena terpaan isu konspirasi? Apa yang kita lakukan akan terlihat serba salah, membela diri dianggap salah, berdiam diri juga dianggap salah. Buat kontra intelegen, buat penangkalnya sebelum isu itu besar. Analisis isu itu, jika kita sudah tahu siapa dalangnya, langsung eksekusi. Buat tim offensive dan defensive. Buktikan saja  dengan perbuatan, jangan lewat media lagi. Begitulah materi yang disampaikan oleh bang Devrizal yang begitu membangkitkan semangat dan membuat peserta semakin paham tentang manajemen isu.
Selanjutnya peserta diperbolehkan beristirahat dan shalat ashar dan diminta kembali lagi pukul 16.00. Setelah itu acara dimulai kembali dengan materi yang dimoderatori oleh Kharis Arighi (FE’12). Materi ini bertemakan tentang Rekayasa Sosial yang diisi oleh pembicara bernama Adam Irham.
Bang Adam mengatakan bahwa UNJ merupakan kiblat pergerakan di Jakarta. Seluruh kampus di Jakarta akan melihat UNJ sebelum bergerak. Lalu peserta bertepuk tangan bangga akan hal itu.
Bang Adam menjelaskan makna Rekayasa Sosial. Secara sederhana, Rekayasa adalah tidak asli atau menipu secara halus. Sedangkan sosial seperti yang telah kita ketahui.
Terkadang kita berperan sebagai pelaku rekayasa sosial, dan terkadang kita sebagai korbannya. Rekayasa Sosial dirancang oleh negara agar masyarakat mengikuti aturan negara. Jika kita mengikuti alurnya, maka kita termasuk korban rekayasa. Dan kita hanya bisa menghindarinya jika kita menyadari sedang menjadi korban rekayasa.
Beliau mengambil contoh peristiwa Perang AS melawan Vietnam. Dalam perang itu sesungguhnya Vietnam yang benar, namun segera AS melakukan rekayasa kepada publik bahwa AS yang memberikan kebebasan kepada Vietnam sehingga seakan-akan AS yang memenangkan pertempuran.
Lalu beliau banyak memberikan contoh lain, yaitu Konflik NAZI melawan Yahudi, Soekarno di zaman Orde Baru, Rekayasa Lalu Lintas, dan Rekayasa Cuaca.
Ketika kita tidak tahu apa yang terjadi sesungguhnya, maka kita tidak akan pernah tahu kita menjadi korban. Kita terkadang terlalu cepat menilai sesuatu, padahal belum selesai.
Beliau menjelaskan pula Sarana dan Fasilitas Rekayasa, yaitu secara Perorangan yaitu Tokoh atau Figur, lalu secara kelompok atau komunitas, dan media elektronik dan cetak. Contoh rekayasa adalah Kemenangan Jokowi sebagai Presiden RI ke-7. Beliau walaupun secara status sebagai presiden namun sebenarnya presidennya adalah orang dibelakangnya yang mengatur semuanya, sehingga antara janji Jokowi dengan realitas banyak yang bertolak belakang.
Lalu bagaimana sikap kita terhadap presiden yang sekarang, kita tahu bahwa Jokowi besar karena media (rekayasa), dan sekarang Jokowi jatuh karen media pula. Apakah kita harus mendukung terus atau kita jatuhkan saja? Jangan sia-siakan gelar kita sebagai Mahasiswa tahun ini adalah tahun momentum bangkitnya pergerakan mahasiswa. Tidak ada alasan lagi bagi mahasiswa untuk mendukung Jokowi. Karena Jokowi sudah keterlaluan menipu rakyatnya. Ini adalah kesempatan emas.
Orang bodoh akan terlihat pintar jika ia yakin. Dan orang pintar akan terlihat bodoh jika ia ragu-ragu. Dampak dari Rekayasa Sosial adalah krisis kepercayaan, tertutupnya antara yang asli atau palsu, dll. Begitulah bang Adam membangkitkan semangat mahasiswa untuk bergerak dan memahami apa itu Rekayasa Sosial dan bagaimana kita menyikapinya.
Lalu Panitia Acara menyosialisasikan jargon PKMU 2015 yaitu Berkontribusi, Menginspirasi untuk Negeri. Panitia juga menjelaskan bahwa tidak semuanya peserta yang ada disini lolos PKMU, karena kelulusan berdasarkan poin penilaian, minimal untuk lulus peserta harus memiliki 70 poin. Lalu Panitia membacakan nama-nama panitia PKMU 2015 dan menyosialisasikan nama-nama anggota kelompok yang terbaru dan penugasan.
Lalu MC menutup kegiatan PKMU 1 2015 dengan mengucap hamdalah, istighfar dan doa penutup majelis. Terakhir ada Doa yang dipimpin oleh Hadid (FBS’12). Dengan begitu acara PKMU 1 2015 telah resmi selesai.