Minggu, 17 Mei 2015

PRESS RELEASE PKMUNJ 3

Press Release
PKMUNJ 3
(Mujahid Robbani Sholahudin, Kelompok 10)

 Rangkaian PKMUNJ merupakan rangkaian yang terbilang cukup panjang untuk pelatihan. Terhitung sejak tgl 9 April Pra PKMU hingga 16 Mei Pasca PKMU dengan agenda yang padat. Pada PKMU 3 (Sabtu, 9 Mei 2015) para peserta dikumpulkan dan diajak keliling Kampung Sawah. Hal ini ditujukan agar para peserta melihat kondisi pengabdian, terdapat Aula dan MCK yang kondisinya memprihatinkan, Aula penuh dengan puing-puing, MCK yang rusak dimana-mana, tanah tandus dll yang membuat kurang layak atau bahkan tidak layak digunakan.
 Sebelumnya, masing-masing peserta diminta membawa barang bawaan yang sekiranya dapat dijual. Berangkat dari hasil keliling Kampung Sawah, maka para peserta diinstruksikan untuk mencari uang sebesar 15 juta dibagi ke sepuluh kelompok dengan target sebesar 1,5 juta. Peserta bisa menjual barang yang mereka bawa atau meminta sumbangan.Dimulai dari pukul 14.30 hingga pukul 18.00. Maka para peserta langsung menyebar untuk mencari dana dengan cara mereka masing-masing.
 Berkumpullah kembali para peserta PKMU di musholla untuk evaluasi. Terkumpul uang sebesar 12 juta yang disetor oleh seluruh kelompok. Masih kurang 3 juta. Maka kelompok yang belum mencapai target diminta untuk mencari lagi keesokan hari. Diberitahukan oleh panitia bahwa PKMU 3 berlangsung selama satu pekan penuh setiap harinya. Target pengabdian untuk peserta laki-laki adalah pembuatan Aula, perbaikan MCK, penghijauan, dan penghiasan musholla. Sedangkan target pengabdian untuk peserta perempuan adalah mengajar anak-anak dengan tingkatan PAUD hingga SD kelas 6, juga persiapan lomba dan pentas seni di penutupan PKMU.
 Awalnya para peserta laki-laki bingung apa yang harus dilakukan, namun setelah diajarkan dan dibantu oleh warga akhirnya para peserta mengerti dan mampu bekerjasama dengan warga. Di akhir hari selalu ada evaluasi yang dipimpin oleh panitia untuk melaporkan progress pengabdian dan mempersiapkan pengabdian untuk keesokan harinya.
 Hingga tiba pada hari terakhir (Sabtu, 16 Mei 2015), target pengabdian telah rampung dan penampilan dari anak-anak warga telah ditampilkan. Pentas Seni dilakukan di Aula yang sudah jadi dan indah. Setelah itu para warga berkumpul bersama di aula dan para panita menutup agenda ini dengan ramah.

Sabtu, 09 Mei 2015

Public Hearing Kepada Petugas Niaga Parking UNJ



Public Hearing
Kepada Petugas Niaga Parking UNJ

Saya Mujahid Robbani Sholahudin (PTIK TE FT UNJ'13), Kelompok 13, ditugaskan oleh panitia Pelatihan Advokasi Mahasiswa (PAM) UNJ 2015 untuk melakukan Public Hearing dari profesi yang ada di UNJ untuk menggali isu dalam kampus. Pada public hearing ini saya memilih untuk mewawancarai Petugas Niaga Parking. Wawancara dilakukan di Parkiran Daksinapati (Depan) pada hari Sabtu pukul 20.30.
Narasumber adalah bapak Rawi, beliau adalah leader (pemimpin) petugas parkir di UNJ. Saat itu beliau sedang berkeliling mengecek kondisi para petugas parkir yang lain. Bapak Rawi sekarang berumur 36 tahun dan tinggal di daerah Cipinang. Beliau kurang lebih baru satu tahun bekerja di Niaga Parking sebelum dahulunya bekerja sebagai tukang buah.
Niaga Parking adalah perusahaan layanan parkir otomatis milik swasta yang baru berkerjasama dengan birokrasi kampus sekitar satu tahun lebih. Di umur yang masih cenderung baru ini, Niaga Parking kerap menghadapi berbagai masalah. Pegawai di Niaga Parking adalah campuran antara pegawai lama yang dahulu bekerja sebelum adanya Niaga Parking dan pegawai baru yang direkrut setelah Niaga Parking terbentuk. Niaga Parking memberikan gaji yang berbeda-beda sesuai tingkat jabatan dan usia kerja. Dalam hal ini, pak Rawi mendapat gaji satu jutaan.
Niaga Parking untuk motor dibagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah depan (Daksinapati) dan belakang (Pemuda), masing-masing memiliki staff tetap yang berjaga disana. Niaga Parking beroperasi setiap hari 24 jam, dengan sistem gantian. Dalam bekerja, para pegawai mengaku cukup nyaman akan lingkungan dan rekan kerja yang asik. Membuat mereka bekerja dengan senang hati.
Diskusi kami cukup santai namun berbobot. Saya menanyakan tentang isu-isu serta masalah di kampus UNJ, terutama yang berkaitan dengan parkir. Beliau menceritakan bahwa ada beberapa masalah yang sering terjadi di parkiran. Pertama, masalah kehilangan helm di parkiran. Kedua, masalah kerusakan alat parkir otomatis. Ketiga, masalah kehilangan barang atau kunci motor di parkiran.
Pada isu pertama, di UNJ cukupsering terjadi kehilangan helm di parkiran. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran mahasiswa untuk menitipkan helmnya di tempat penitipan helm. Padahal penitipan cukup murah dan berasuransi, hanya memberikan Rp1000. Dan petugas mengatakan bahkan tidak dibayar pun tidak masalah. Jika hilang ketika sudah menitipkan, maka petugas akan mengganti helm yang hilang.
Sering juga kasus orang yang meminjam helm temannya. Walaupun sudah komunikasi dengan temannya, tetap saja petugas parkir tidak tahu dan pasti akan curiga. Karena bisa saja yang membawa helm itu hanya berpura-pura mengaku mahasiswa yang meminjam helm temannya. Akhirnya petugas pernah menangkap maling helm dan dibawa ke Polsek.
            Pada isu kedua, seringkali kita temukan bahwa alat palang parkir otomatis rusak dan tidak berfungsi, sehingga menghambat masuknya mahasiswa ke dalam parkiran. Pak Rawi menjelaskan, masalah kerusakan alat itu adalah hal yang wajar, karena alat itu juga buatan manusia. Oleh karena itu, selalu ada petugas yang berjaga mengawasi agar ketika terjadi kerusakan bisa dengan segera ditangani.
            Pada isu ketiga, masalah kehilangan barang atau kunci motor di parkiran. Pak Rawi menjelaskan bahwa para petugas parkir hanya bertugas untuk menjaga motor dan helmnya. Adapun untuk barang-barang, pihak Niaga Parking telah memberi peringatan yang tertulis di karcis parkir bahwa jangan tinggalkan barang bawaan. Karena petugas pasti tidak mungkin bisa mengawasi keseluruhan barang yang ada di semua motor.
            Terakhir, diingatkan kepada para mahasiswa untuk meningkatkan kesadarannya untuk bisa bekerjasama dengan pihak Niaga Parking. Contohnya, menaruh motor sesuai tempat dan garis yang disediakan, tidak menghalangi jalan, tidak mengunci stang jika menaruh di tempat yang tidak sesuai, menitipkan helm ke tempat yang sudah disediakan, dan tidak meninggalkan barang bawaan di motor.
            Terkadang kita hanya bisa menyalahkan dan tidak peduli apa yang sebenarnya terjadi. Padahal apabila kita sadar dan peduli, akan ada kerjasama yang baik antara mahasiswa dan pihak Niaga Parking. Sekian dari wawancara yang saya lakukan. Semoga dapat memberikan pencerahan dan bermanfaat untuk para mahasiswa.

Jumat, 08 Mei 2015

PRESS RELEASE AKSI PENDIDIKAN 8 MEI 2015


PRESS RELEASE
AKSI PENDIDIKAN
(Mujahid Robbani Sholahudin, Kelompok 10 PKMUNJ 2015)




Jumat, 8 Mei 2015, ratusan mahasiswa dari UNJ, UPB, IPB, SEBI, Esa Unggul, dan BSI berkumpul di depan kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk aksi pendidikan. Aksi ini merupakan aksi tahunan yang dijadikan momen pengingatan hak dan kewajiban kemendikbud dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.
Aksi dimulai pada pukul 13.00 dengan mobil sound di tengah-tengah ditemani oleh mahasiswi dan para pemegang panji-panji berdiri tegak di depan pagar dilindungi oleh border para mahasiswa. Aksi dimulai oleh MC yaitu Daus dan Soleh berdiri di atas mobil sound. Diiringi oleh orasi ilmiah yang membahas tentang:
  1. Tuntutan penghapusan Ujian Nasional (UN) . Alokasikan dana UN untuk pemerataan pendidikan. 
  2. Inkonsistensi pelaksanaan Kurikulum 2013. Dualisme antara Kurikulum 2013 dan KTSP. 
  3. Pendidikan Moral. Pendidikan yang menyeluruh di seluruh aspek. Terintegrasi pada seluruh kementrian. Media seharusnya memberi pencerdasan bukan merusak moral. Menyinggung kasus pesta bikini setelah UN. 
  4. Tingkatkan kualitas dan kesejahteraan, angkat guru honorer. Tolak liberalisasi pendidikan dan pemerataan pendidikan di seluruh pelosok.
Aksi sesi pertama berlangsung hingga pukul 15.00 dengan damai. Setelah itu massa aksi sholat ashar di Masjid Baitut Tholibin di dalam area Kemendikbud. Setelah itu keluar pukul 15.30 dan melanjutkan aksi sesi kedua pada pukul 16.00.
Pada aksi sesi kedua, mulai lebih tegang. Karena mentri pendidikan atau perwakilannya belum juga turun untuk menemui mahasiswa. Massa aksi mulai mengguncangkan pagar dan menaiki pagar untuk mengibarkan panji-panji.
Lalu para border diinstruksikan untuk menutupi sebagian jalanan dan bernyanyi sambil bergerak memutar di area aksi agar semakin bersemangat. Lalu para mahasiswa mengancam jika tidak keluar juga, maka mahasiswa akan memaksa masuk.
Di balik itu semua, para presma dari masing-masing institusi masuk ke dalam menjemput perwakilan mendikbud. Sehingga akhirnya, keluarlah seorang wanita perwakilan Mendikbud. Beliau berkata, bahwa Pak Anies Baswedan sedang pergi dan belum bisa menemui mahasiswa. Maka beliau berjanji akan memenuhi permintaan audiensi pada akhir Mei.
Para mahasiswa memegang janji tersebut dan siap untuk turun aksi kembaii apabila janji itu dilanggar. Aksi ditutup dengan penyampaian closing statement sekaligus pernyataan sikap oleh para presma masing-masing institusi. Aksi sesi kedua ditutup dengan pembacaan Sumpah Mahasiswa Indonesia oleh Soleh pada pukul 17.30 sekaligus mengakhiri Aksi Pendidikan pada hari itu.
(Dari kiri ke kanan: Mujahid, Ramli, Izhar, Roki, Ilham, O Jay, dan Abdi)