Jumat, 29 Agustus 2014

Diperbudak Cinta Semu


Bukan tak punya cinta, sebagai manusia biasa dan pria normal saya tetap mempunyai cinta. Cinta itu fitrah, dan hak yang boleh dimiliki oleh semua orang. Cinta itu indahnya abadi, seperti apa indahnya?

Laki-laki maupun perempuan akan merasakan cinta sejak masa pubertas. Alayers, galauers, dan semacamnya biasanya berada pada tahapan ini. Tahukah Anda? Bahwa di setiap jenjang kehidupan kita selalu dipertemukan dengan rasa suka dan cinta! Mau bukti? Jujur-jujuran aja deh! Waktu kita SMP pasti ada yg kita sukain kan? Ngaku! Entah berapa orang yang kita sukain yang jelas pasti ada walaupun satu. Trus di SMA, ngaku aja pasti ada kan? Jujur! Trus pas kita di Kampus, pasti adaa lagi orang yg kita sukain. Bener ga? Begitu pula nanti ketika kita masuk dunia kerja, dan kemasyarakatan, pasti akan ada yang kita sukai lagi. Ini artinya cinta yang kita alami saat itu adalah cinta semu dan tidak terikat.

Kawan2, yakinlah bahwa cinta semu itu adalah ujian keimanan bagi kita, apakah kita lulus atau gagal karena berhasil diperbudak oleh cinta semu. Kalau kita turuti dengan malah menembaknya menjadi pacar kita lalu kita bermaksiat dengan melakukan zina, maka kita gagal. Kalau kita menahannya hingga Allah mempertemukan kita dengan jodoh dan tepat waktunya serta siap untuk menikah. Insya Allah kita berhasil dan disini letak keindahan cintanya.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut:  2-3)
Saya bicara begini bukannya sok tau ya, ini asli pengalaman dari saya sendiri. Dulu, saya pernah pacaran. Memang pada saat itu bayangannya indah. Tapi ternyata setelah dipikir-pikir, pacaran itu lebih banyak kerugiannya daripada keuntungannya. Seperti halnya judi, miras, dll yang ada untungnya walaupun sangat sedikit dibanding kerugiannya. Pacaran itu:
  1. Buang waktu, buang pulsa, pikiran sempit. Wahai pemuda, harga pergerakan dan waktu pemuda itu sangatlah mahal! Jangan habiskan hanya untuk SMSan tiap menit. Telpon-telponan tiap jam. Mesra-mesraan. Mikirin diaa terus padahal dia belum jadi pasangan sah kita. Kalo suami istri mah ga masalah begitu smsan telponan mesra-mesraan, lagipula kalo udah jadi suami istri kayaknya ga gitu2 amat. Pemuda harusnya fase kita untuk aktif dan berkarya, di pikiran kita itu ummat. Gerakan kita juga cepat dan dibutuhkan.
  2. Jauh dari Allah, dekat dengan setan. Banyak pasangan-pasangan tanpa ikatan sah jalan-jalan berduaan, naik motor, atau gandengan, pelukan, dll yang gamau saya sebutkan. Na’udzubillahi min dzalik. Padahal Rasul SAW telah bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian berdua-duaan dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua." (HR. Ahmad) 
  3. Masuk kategori zina. Dengan alasan apapun saya berani berkata pacaran itu tetap termasuk zina. Mungkin ada yang bilang, “saya kan ga pegangan” atau “saya kan ga ngapa-ngapain kok” kata siapa? Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32). Mendekati aja dilarang apalagi melakukan? Zina itu bukan berhubungan secara ekstrem aja loh, zina itu bisa dibilang sepele tapi dosanya bahaya! Rasul SAW bersabda: “Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata dengan melihat (yang diharamkan), zina hati dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Ahmad)
Dan masih banyak kerugian-kerugian lain yang bisa dipikirkan sendiri.

Alhamdulillah Allah telah menyadarkan saya, bahwa pacaran itu ga penting! Tapi saya mau pacaran lagi, nanti setelah nikah. Hehe :D

Karena kata orang bijak, cinta akan indah pada waktunya, yaitu ketika kita berhasil memenjarakan nafsu cinta yang semu untuk mendapatkan cinta sejati di pelaminan. Aamiin.

Jodoh sudah tertulis di lauh mahfuzh kok, walaupun jodoh kita sekarang jaraknya jauuuhh bgt di timur dan kita di barat, Allah akan dekatkan. Belajar dulu yang bener tentang ilmu Allah. Temukan hakikat kehidupan kita. Cintai Allah dan Rasul-Nya.

Semoga Allah menetapkan hati kita dalam keistiqomahan, menguatkan kita dengan iman dan taqwa, menurunkan hidayah-Nya dan mempertemukan kita pada cinta yang sejati, setelah Allah, Rasul, Agama, dan Keluarga. Aamiin.

Hanya manusia biasa yang mencoba mengerti.

Wallahu a’lam.

Rabu, 27 Agustus 2014

Psychological War




 “Dan tidak akan senang orang-orang Yahudi dan Nashrani hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al-Baqarah: 120)

Hari ini di seluruh negara di muka bumi sedang berperang. Perang yang tak nampak namun terasa gejala dan akibatnya. Perang yang tanpa senjata dan amunisi yang nyata namun membunuh ratusan bahkan ribuan korban. Perang yang benar-benar terasa merubah tatanan peradaban dunia. Namun tak hanya bersifat penyerangan tanpa perlawanan, perang ini tentu ada balasannya. Sebagaimana perang fisik yang dibalas dengan perlawanan demi membela diri. Sesungguhnya perang itu adalah perang pemikiran.

Kita tahu dan merasakan bahwasanya hari ini serangan-serangan dari pihak tentara Dajjal (baca: Zionis & Kafirun) mengenai sekitar kita atau bahkan diri kita sendiri tanpa kita sadari. Kita lihat berbagai kemaksiatan yang kini merajalela dianggap biasa saja, seolah itu suatu hal yang lumrah. Padahal dahulu itu adalah hal yang tabu dan selalu dijaga oleh nenek moyang kita melalui ajaran para Nabi dan Rasul Allah.

Kita lihat hari ini tayangan televisi 80%nya tidak mendidik dan tidak berkarakter, berisi pesan kemaksiatan dan kejahatan yang lagi-lagi dianggap lumrah. Artis-artis yang dengan terang-terangan berzina di depan publik dan pemirsa itu semua tidak dianggap tabu lagi. Artis yang terbukti zina kini malah dipuja-puja seperti seorang pahlawan.

Kita lihat hari ini semua sudah terbalik, yang haq dianggap bathil, yang bathil dianggap haq, sehingga mereka terbiasa dan akhirnya terjerumus pada lingkaran setan. Baru-baru ini kita melihat muslimin ditangkap hanya karena menunjukkan kalimat tauhid. Ini dikenal sebagai monsterisasi tauhid. Dan terbentuknya organisasi-organisasi teroris pun diduga salah satu dari rencana para tentara Dajjal. Kita semua sadar bahwa kita sekarang sedang digiring jauh dari apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

Rupanya para pasukan dajjal meyakini kekalahan mereka jika melakukan perang fisik dengan kita. Mereka takut untuk melakukannya. Maka perang pemikiranlah yang dianggap mereka efektif dalam menyerang kita. Dimulai dari menghilangkan budaya membaca dan menulis, sehingga ummat islam kini menjadi malas berkarya. Lalu membuat budaya-budaya baru yang merusak seperti pacaran, narkoba, dll.

Fenomena yang banyak terjadi di masyarakat seakan tak bisa lagi ditahan. Maka yang harus kita lakukan hari ini adalah menyerang balik dan berusaha memulihkan korban-korban perang pemikiran, dan dakwah menjadi peran utama. Berikut langkah-langkah yang mungkin bisa diterapkan demi melawan perang pemikiran dan menyelamatkan para korbannya:
  1. Selesaikan dahulu urusan ruhiyah kita. Kita tahu bahwa pemilik segala kekuasaan hanyalah Allah SWT. Takdir kita pun untuk menang. Hanya saja apa yang membuat kita pantas untuk dimenangkan? Maka yg kita lakukan adalah memantaskan diri untuk menang dengan mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Perkasa. Rendahkan diri dihadapan-Nya. Selesaikan hafalan quran kita. Karena Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.” Beliau ditanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Beliau SAW menjawab, “Mereka adalah Ahlul Quran, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Coba bayangkan jika salah satu anggota keluarga kita dilukai, apa yang kita lakukan? Pasti kita akan menolong dan membela keluarga kita. Begitu pula yang Allah lakukan. Jika para Ahlul Quran yang merupakan keluarga Allah dilukai oleh orang-orang kafir, Allah tidak segan-segan menurunka bala tentara bantuan dan menghancurkan musuh kita. 
  2. Membaca situasi dan kondisi dunia. Dalam peperangan, adalah keharusan kita untuk ma’rifatul medan. Mengenali medan pertempuran. Jika kita tidak tahu kondisi dunia saat ini, bagaimana kita bisa menyerang balik?
  3. Membentengi diri dari kemaksiatan. Karena sesungguhnya kemaksiatan ini bisa menjadi penyebab kekalahan ummat islam. Kita ingat ketika di perang Uhud, ketika Rasul memerintahkan pasukan pemanah agar tidak turun dari bukit, tetapi yang terjadi adalah mereka bermaksiat dengan tidak menaati perintah Rasul. Akhirnya 70 Shahabat terbunuh pada perang itu.
  4. Membangkitkan kembali semangat membaca dan menulis. Semangat ini yang dahulu dihancurkan oleh orang-orang kafir. Yaitu ketika perpustakaan ummat islam dimusnahkn sebagiannya sehingga kini ummat islam menjadi malas dan hilang budaya membaca dan menulis. Padahal kita tahu bahwa pada abad pertengahan ummat islam berada pada puncak kejayaan, banyak sekali ilmuwan dan cendekiawan muslim. Bahkan karya-karyanya dicontek dan diikuti oleh orang-orang kafir saat ini.
  5. Menggalakkan dakwah fardhiyah (pendekatan personal dalam dakwah). “Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali yang beriman dan beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)
Semoga Allah meridhoi usaha-usaha kita dan memenangkan Islam di atas muka bumi.

“Dialah (Allah) yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.” (QS. Ash-Shaff: 9)
Wallahu a’lam.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Aku Ingin Seperti Super Hero Ini!



Tak ada keraguan lagi, dia memang hebat dan benar-benar super hero! Aku benar-benar mengaguminya. Aku berani berkata bahwa tidak ada lagi super hero sehebat dia. Dia idolaku yang sesungguhnya! Maafkan aku jika terkesan berlebihan. Tetapi aku jujur dan keyakinanku tidak dapat aku ubah lagi.

Aku bertekad akan mengikuti aksi-aksi supernya, begitu pula dengan mantera-mantera ajaib yang mampu membuat musuh-musuhnya terpana. Mantera-mantera itu akan kuhafal, karena ku yakin ini yang selalu dilakukannya. Karena aku idolanya!

Bagaimana bisa aku tidak mengidolakannya?! Dia adalah seorang anak yatim piatu yang luar biasa. Dia adalah orang yang jujur sedari kecil dan dijaga kebersihan hatinya. Bahkan teman-teman dan musuh-musuhnya meyakini hal itu.

Bagaimana bisa aku tidak mengidolakannya?! Dia seorang pedagang paling bijaksana dan adil, bahkan dia tidak pernah mencurangi pelanggannya! Sungguh pemuda yang patut diidolakan.

Bagaimana bisa aku tidak mengidolakannya?! Dia seorang yang diberikan amanah yang sangat berat, mengajak orang lain ke jalan kebenaran. Dia seorang pemuda dan pejuang tangguh yang pernah ada di muka bumi ini. Dia teguh atas pendiriannya meskipun musuh-musuhnya menghinanya bahkan meludahinya. Dia tetap konsisten berada di jalan yang lurus. Bahkan dia digelari terbebas dari dosa!

Bagaimana bisa aku tidak mengidolakannya?! Dia seorang pemimpin yang dekat dengan Tuhannya! Dia orang yang jujur, amanah, mampu menyampaikan, dan juga cerdas. Dia pemimpin yang gagah lagi pemberani, tidak pernah gentar. Tetap komitmen walau diancam dan dirayu sekalipun.

Bagaimana bisa aku tidak mengidolakannya?! Dia seorang yang sangat peduli terhadap rakyatnya! Dia mencintai rakyatnya tulus bagaikan dia mencintai dirinya sendiri. Dia selalu memberikan nasihat. Dia lebih mementingkan rakyatnya daripada dirinya sendiri. Bahkan ketika ajal menjemputnya, dia masih memanggil rakyatnya!!!

Apakah aku berlebihan jika menyebutnya super hero sejati?!

Ya Allah Yang Maha Kuasa, limpahkanlah shalawat dan salam kepada super hero yang sejati, pemimpin para pemimpin, Nabi Muhammad SAW.

Ya Allah Yang Maha Pengampun, ampunilah kami yang seringkali lalai dalam mengikuti suri tauladan kami, Nabi Muhammad SAW.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui, kami ingin mengikuti jejak langkah perjuangan utusan-Mu, Nabi Muhammad SAW.

Ya Allah Yang Maha Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah kami dalam agama-Mu, teguhkanlah kami dalam mengikuti Nabi-Mu.

Ya Allah.. Kami mencintai Nabi-Mu.. Kami mencintai Firman-Mu yang senantiasa keluar dari lisan Nabi-Mu.

Ya Allah.. bimbinglah kami di jalan-Mu. Jalan yang Engkau beri anugerah padanya. Bukan jalan yang Engkau murkai, dan bukan jalan yang sesat.

Ya Allah.. Lindungilah kami dari fitnah dunia yang menyeret kami ke dalam kemurkaan-Mu..

Ya Allah.. Kami bersaksi bahwa.. Nabi Muhammad SAW itu.. IDOLAKU