Sabtu, 09 Mei 2015

Public Hearing Kepada Petugas Niaga Parking UNJ



Public Hearing
Kepada Petugas Niaga Parking UNJ

Saya Mujahid Robbani Sholahudin (PTIK TE FT UNJ'13), Kelompok 13, ditugaskan oleh panitia Pelatihan Advokasi Mahasiswa (PAM) UNJ 2015 untuk melakukan Public Hearing dari profesi yang ada di UNJ untuk menggali isu dalam kampus. Pada public hearing ini saya memilih untuk mewawancarai Petugas Niaga Parking. Wawancara dilakukan di Parkiran Daksinapati (Depan) pada hari Sabtu pukul 20.30.
Narasumber adalah bapak Rawi, beliau adalah leader (pemimpin) petugas parkir di UNJ. Saat itu beliau sedang berkeliling mengecek kondisi para petugas parkir yang lain. Bapak Rawi sekarang berumur 36 tahun dan tinggal di daerah Cipinang. Beliau kurang lebih baru satu tahun bekerja di Niaga Parking sebelum dahulunya bekerja sebagai tukang buah.
Niaga Parking adalah perusahaan layanan parkir otomatis milik swasta yang baru berkerjasama dengan birokrasi kampus sekitar satu tahun lebih. Di umur yang masih cenderung baru ini, Niaga Parking kerap menghadapi berbagai masalah. Pegawai di Niaga Parking adalah campuran antara pegawai lama yang dahulu bekerja sebelum adanya Niaga Parking dan pegawai baru yang direkrut setelah Niaga Parking terbentuk. Niaga Parking memberikan gaji yang berbeda-beda sesuai tingkat jabatan dan usia kerja. Dalam hal ini, pak Rawi mendapat gaji satu jutaan.
Niaga Parking untuk motor dibagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah depan (Daksinapati) dan belakang (Pemuda), masing-masing memiliki staff tetap yang berjaga disana. Niaga Parking beroperasi setiap hari 24 jam, dengan sistem gantian. Dalam bekerja, para pegawai mengaku cukup nyaman akan lingkungan dan rekan kerja yang asik. Membuat mereka bekerja dengan senang hati.
Diskusi kami cukup santai namun berbobot. Saya menanyakan tentang isu-isu serta masalah di kampus UNJ, terutama yang berkaitan dengan parkir. Beliau menceritakan bahwa ada beberapa masalah yang sering terjadi di parkiran. Pertama, masalah kehilangan helm di parkiran. Kedua, masalah kerusakan alat parkir otomatis. Ketiga, masalah kehilangan barang atau kunci motor di parkiran.
Pada isu pertama, di UNJ cukupsering terjadi kehilangan helm di parkiran. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran mahasiswa untuk menitipkan helmnya di tempat penitipan helm. Padahal penitipan cukup murah dan berasuransi, hanya memberikan Rp1000. Dan petugas mengatakan bahkan tidak dibayar pun tidak masalah. Jika hilang ketika sudah menitipkan, maka petugas akan mengganti helm yang hilang.
Sering juga kasus orang yang meminjam helm temannya. Walaupun sudah komunikasi dengan temannya, tetap saja petugas parkir tidak tahu dan pasti akan curiga. Karena bisa saja yang membawa helm itu hanya berpura-pura mengaku mahasiswa yang meminjam helm temannya. Akhirnya petugas pernah menangkap maling helm dan dibawa ke Polsek.
            Pada isu kedua, seringkali kita temukan bahwa alat palang parkir otomatis rusak dan tidak berfungsi, sehingga menghambat masuknya mahasiswa ke dalam parkiran. Pak Rawi menjelaskan, masalah kerusakan alat itu adalah hal yang wajar, karena alat itu juga buatan manusia. Oleh karena itu, selalu ada petugas yang berjaga mengawasi agar ketika terjadi kerusakan bisa dengan segera ditangani.
            Pada isu ketiga, masalah kehilangan barang atau kunci motor di parkiran. Pak Rawi menjelaskan bahwa para petugas parkir hanya bertugas untuk menjaga motor dan helmnya. Adapun untuk barang-barang, pihak Niaga Parking telah memberi peringatan yang tertulis di karcis parkir bahwa jangan tinggalkan barang bawaan. Karena petugas pasti tidak mungkin bisa mengawasi keseluruhan barang yang ada di semua motor.
            Terakhir, diingatkan kepada para mahasiswa untuk meningkatkan kesadarannya untuk bisa bekerjasama dengan pihak Niaga Parking. Contohnya, menaruh motor sesuai tempat dan garis yang disediakan, tidak menghalangi jalan, tidak mengunci stang jika menaruh di tempat yang tidak sesuai, menitipkan helm ke tempat yang sudah disediakan, dan tidak meninggalkan barang bawaan di motor.
            Terkadang kita hanya bisa menyalahkan dan tidak peduli apa yang sebenarnya terjadi. Padahal apabila kita sadar dan peduli, akan ada kerjasama yang baik antara mahasiswa dan pihak Niaga Parking. Sekian dari wawancara yang saya lakukan. Semoga dapat memberikan pencerahan dan bermanfaat untuk para mahasiswa.

0 komentar:

Posting Komentar