Bulan Oktober ini adalah momen penting bagi para
pemuda khususnya mahasiswa. Di bulan ini terdapat peristiwa bersejarah yang
akan selalu diingat yaitu Hari Sumpah Pemuda. Bagaimana tidak? Para pemuda
bersumpah untuk bersatu di atas berbagai perbedaan yang ada pada bangsa
Indonesia.
Pemuda menjadi suatu entitas yang
sangat penting dalam kehidupan manusia, kita bisa katakan bahwa fase pemuda ini
adalah masa penentu kesuksesan. Di fase inilah manusia harus bergerak
menentukan masa depannya. Jika kita gagal pada fase ini, maka masa depan kita
bisa suram bahkan hancur.
Inilah sebabnya Imam Hasan Al-Banna
sampai menyampaikan pesan melalui ceramahnya dan dibukukan dalam Majmu’atur
Rasail pada bab Kepada Para Pemuda dan Secara Khusus Kepada Para Mahasiswa.
Beliau menyatakan bahwa dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia
kekuatannya. Dan dalam setiap pemikiran, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.
Maka, kita sebagai generasi muda jangan sampai
menghabiskan fase ini dengan hanya bersenang-senang ataupun membuang-buang
waktu. Karena kita tahu bahwa fase ini sangat efektif, seharusnya kita
menggunakan waktu ini dengan semaksimal mungkin. Memanfaatkan segala potensi
yang ada untuk menebar manfaat, bahkan kita bisa gunakan waktu ini untuk
membangun peradaban bangsa.
Membangun peradaban bangsa tentunya
bukanlah hal yang mudah dan bisa dicapai dalam waktu yang singkat. Banyak
sekali cita-cita peradaban dari nenek moyang kita yang baru terwujud sekarang,
atau bahkan masih belum terwujud. Ini memberikan pelajaran bahwa membangun
peradaban adalah suatu patungan sejarah dari generasi terdahulu hingga ke
generasi sekarang.
Rasulullah SAW sebagai teladan kita
telah membuktikan bahwa Islam adalah cara terbaik dalam membangun peradaban
yang terbaik. Dalam waktu 22 tahun berdakwah, Rasulullah meletakkan cita-cita
peradaban pada pundak generasi salafush shalih, tabi’in, tabi’ut tabi’in hingga
ke generasi akhir zaman yaitu kita.
Namun ada hal yang perlu kita garis
bawahi, bahwa sebelum kita membangun peradaban, harus ada modal yang kita
miliki. Rasulullah SAW fokus dalam penanaman aqidah pada fase Makkah selama 13
tahun, sedangkan sisanya 9 tahun fokus pada penerapan nilai-nilai muamalah,
yaitu hukum halal dan haram yang menjadi isyarat daulah islam (peradaban
madani). Kita bisa lihat sekarang Arab yang dahulunya jahiliyah, bertahun-tahun
setelah Rasulullah wafat banyak ilmuwan-ilmuwan dan berbagai macam penemuan
hebatnya.
Contoh lainnya adalah kisah Sultan
Muhammad Al-Fatih yang berhasil mewujudkan ramalan Rasulullah Saw. pada tahun
1453 H dalam menaklukkan kota Konstantinopel. Ketika itu beliau berumur 21
tahun. Ternyata ketika kita kaji sejarah beliau, beliau telah hafal Al-Quran
sejak umur tujuh tahun dan menghafal empat bahasa sejak umur sembilan tahun.
Artinya kita sebagai generasi muda sebelum membangun
peradaban bangsa harus kuat terlebih dahulu keimanan dan aqidahnya, kedekatan
kita kepada Allah Swt., dan tsaqafah dasar seorang muslim dan ilmu Al-Quran.
Pada akhirnya kita sebagai mahasiswa,
perbanyaklah bekal dan modal kita, siapkan diri kita untuk bisa membangun
peradaban. Bergeraklah atas dasar Al-Quran dan As-Sunnah. Jangan pernah lupakan
empat fungsi mahasiswa, yaitu Agent of Change, Iron Stock, Social Control dan
Moral Force. Pegang teguhlah Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan
Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Masyarakat. Dan
terakhir, jadilah mahasiswa yang memiliki sifat berani, tenang, dan optimis
dalam menggapai cita-cita. Hidup Mahasiswa!
0 komentar:
Posting Komentar