Merdeka
artinya terbebas dan berdiri sendiri. Indonesia telah merdeka dengan
dilaksanakannya Proklamasi oleh founding father kita yaitu Soekarno &
Hatta. Sudah 70 tahun lamanya kita merdeka. Namun yang kita rasakan saat ini
Indonesia belum seutuhnya merdeka. Atau bahkan ironisnya bisa dikatakan
Indonesia saat ini dijajah kembali.
Penjajahan
yang dimaksud disini bukanlah penjajahan dalam artian fisik dan angkat senjata.
Akan tetapi makna Kemerdekaan kita semakin lama semakin terkikis oleh
penjajahan modern. Kita bisa buktikan bahwa ternyata saham BUMN dimiliki oleh
asing sebesar 85%. Tambang emas di Papua yang dikelola oleh Freeport juga dikuasai
oleh asing. Kedelai, listrik, garam, dan beras pun Indonesia mengimpor dari
negara asing. Ilmuwan-ilmuwan kita banyak yang “lari” ke negara asing karena
kurangnya perhatian dari pemerintah Indonesia. Barang-barang yang kita sering
gunakan sehari-hari pun juga kebanyakan buatan asing. Lalu dimana makna
kemerdekaan Indonesia jika dimana-mana milik asing dan mengalir ke asing?
Bangsa
Indonesia juga belum mencerminkan sebagai bangsa yang merdeka. Mengapa? Karena
masih banyak bangsa Indonesia yang berada dalam garis kemiskinan. Di samping
itu juga banyak bangsa Indonesia yang sangat kaya raya. Ini semua berkaitan
erat dengan kemauan bangsa Indonesia untuk berusaha dan bekerja keras. Juga
berkaitan dengan lapangan pekerjaan yang semakin ketat persaingannya, apalagi
menjelang MEA. Lalu ini semua juga berkaitan dengan derajat pendidikan
Indonesia yang masih belum merata di seluruh Indonesia, dari segi kelayakan
fasilitas maupun sistem pendidikan yang masih harus terus diganti setiap
periodenya.
Pada
akhirnya semua berujung pada pendidikan. Karena seorang manusia jika sudah
berpendidikan maka akan memiliki ilmu dan karakter. Ilmu dan karakter akan
digunakan untuk bekerja atau berusaha sesuai dengan kemampuannya. Banyak juga
orang berilmu namun tidak berkarakter, hanya akan merusak bangsa. Atau ada juga
orang yang tidak berilmu namun memiliki karakter, juga tidak mampu memberikan
manfaat yang besar untuk kemajuan bangsa.
Jika
saat ini bangsa Indonesia dan negara Indonesia masih terus dijajah secara
halus, maka memperbaiki pendidikan adalah kuncinya. Jika bangsa Indonesia dan
negara Indonesia masih belum sepenuhnya merdeka, maka Tarbiyyah adalah
kuncinya.
Teringat
sebuah kisah seseorang yang memiliki cita-cita untuk memperbaiki dunia.
Ternyata dia tidak sanggup memperbaiki dunia, jadi dia menurunkan targetnya
untuk memperbaiki negaranya. Ternyata dia juga tidak sanggup memperbaiki
negaranya, jadi dia menurunkan targetnya lagi untuk memperbaiki kotanya.
Ternyata dia juga tidak sanggup memperbaiki kotanya, jadi dia menurunkan lagi
targetnya untuk memperbaiki lingkungannya. Ternyata dia juga tidak sanggup
memperbaiki lingkungannya, jadi dia lagi-lagi menurunkan targetnya menjadi
memperbaiki keluarganya. Ternyata dia pun tidak sanggup memperbaiki
keluarganya, jadi dia menurunkan lagi targetnya untuk memperbaiki dirinya namun
semua sudah terlambat, dia hamper menemui ajalnya dan tidak sanggup memperbaiki
apapun.
Akhirnya
dia sadar di akhir hayatnya bahwa untuk mengubah sesuatu yang besar, maka
mulailah dari yang terkecil, yaitu perbaiki diri sendiri, Tarbiyyah Dzatiyah.
Lalu perbaiki keluarga kita, Dakwah Keluarga. Lalu perbaiki lingkungan kita.
Setelah itu perbaiki kota kita, negara kita dan akhirnya kita dapat memperbaiki
dunia.
Jadi,
kita sebagai mahasiswa harus ikut berpartisipasi dalam mempertahankan
kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Jangan biarkan perjuangan nenek dan
kakek moyang kita sia-sia ketika kita berada pada zaman ini. Carilah ilmu dan
beri kontribusi positif untuk membangun negara. Kawal terus pemerintahan kita
agar tidak tergiur dengan manisnya kekuasaan. Terakhir, saya berdoa semoga
Indonesia kembali Merdeka semerdeka-merdekanya. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar